“HYAE!! Kau terlambat lagi!! Akan kupotong gajimu!!” lalu manajer hwa pergi sambil berkacak pinggang. Bos ku itu memang terkenal disiplin dan galak.
“Hufft…. Kalo gajiku dipotong, aku makan apa??” gerutuku.
“Hyae… antarkan makanan ke meja no. 8” hyeo rin menyuruhku mengantarkan pesanan.
“ne….” aku mengambil pesanannya, apa ini?? Hanya segelas coca cola.
“Ini pesanannya” aku tersenyum.
Sebagai waiters aku harus ramah. Aku kerja part time di restoran fast food. Aku harus bekerja, appa ku sudah lama meninggal karena sakit dan umma tinggal di Indonesia. Aku ke Korea untuk kuliah, aku tidak mau menyusahkan umma, makanya aku kerja part time.
“Hah!! Aku tidak pesan ini!! Aku pesan coca cola dan burger” teriaknya padaku.
Aku terkejut, semua orang melihat kearah kami, aku jengkel sekali pada namja ini.
“mian… aku hanya disuruh mengantarkan, itu bukan salahku dan anda tidak perlu berteriak seperti itu padaku, tuan….??” Kataku lambat-lambat. Susah payah aku menahan marah karena aku tidak mau dipecat.
“Choi Seung Hyun” jawabnya angkuh.
“ nah.. tuan choi seung hyun” aku menekankan kata ‘tuan’
“kami akan menggantinya, anda tunggu sebentar!!”
Aku segera menuju tempat hyeo rin, aku kesal sekali
“kim hyeo rin… kau salah memberikan pesanan dan aku yang kena getahnya! Huh ! kenapa orang itu harus marah-marah? Kan cuma ditambah burger” gerutuku kesal.
“nih…. Antarkan lagi” hyeo rin menyodorkan makanan itu padaku.
‘kenapa harus aku? Andwae…”
“itu kan tugasmu, ayo…” Aku menggeleng.
“akan ku adukan pada manajer hwa “ ancam hyeorin
“aigoo!!” terpaksa aku mengantarkannya.
Tanpa berkata-kata aku meletakkan pesanannya di atas meja, lalu tanpa memandangnya aku pergi.
***
Dia sering datang kesini untuk makan atau hanya duduk-duduk di tempat favoritnya dekat jendela sekedar untuk memperhatikan orang yang berlalu lalang, itu hanya perkiraanku tapi aku lebih sering melihat ia melamun. Apa yang dipikirkannya??
Ah… itu bukan urusanku, lagipula aku tidak suka orang sombong seperti dia.
“hyae!! Hyae-ah!! Apa kau mendengarku??”
“ah.. apa?” aku kaget.
“apa yang kau perhatikan?” hyeo rin mengikuti pandanganku dan melihat seung hyun.
“kau suka dia ya??” hyeo rin tersenyam jahil
“ANDWAE YO!! TIDAK MUNGKIN KAN AKU SUKA DIA!!!” spontan aku berteriak
Teriakanku membuyarkan lamunannya, dia melihat kearah kami. Dia menatapku dingin, kemudian kembali mengalihkan pandangannya ke arah jendela.
Huh!!
“ kau kan tidak perlu teriak dekat telingaku hyae!” omel hyeo rin
“mian.. kenapa kau berkata seperti itu ?”
“tidak… aku hanya asal tanya aja” jawab hyeo rin
“ehem…ehem… kalian mengobrol terus. Ayo kerja!!”
“ne…” ternyata manajer hwa sejak tadi memperhatikan kami.
***
“hyae-ah aku pulang duluan ya?”
“eh… tunggu.. kita pulang sama-sama ya??
“aku ada urusan, bye…” hyeo rin melambaikan tangannya dan pergi.
Semuanya sudah pulang dan aku harus beres-beres.
“kenapa selalu aku?” gerutuku.
Tiba-tiba ada seseorang yang masuk
“seung hyun-ssi” aku kaget.
“hyae-ssi, apa kita bisa mengobrol sebentar?” tanyanya
Pandangannya tidak dingin seperti biasanya, kali ini lebih hangat.
Tapi kenapa dia tahu namaku?
“darimana kau tahu namaku?”
“kau kan selau berteriak-teriak dengan temanmu dan kau selalu kena marah oleh manajermu.”
“aigoo!! Malunya….” Mukaku memerah.
Dia tersenyum. Dia benar-benar tersenyum. Baru kali ini aku melihatnya tersenyum dan dia begitu tampan.
Jantungku berdebar-debar.
“jadi, bisakah kita pergi?” tanyanya.
Kenapa dia aneh sekali malam ini.
“eh..a..ah…aku harus beres-beres” kataku salah tingkah dan baru saja menjatuhkan sebuah minuman.
“ah… kau selalu saja ceroboh. Pantas saja selalu dimarahi oleh manajermu. Sini, biar ku bantu” kata seung hyun.
Kenapa dia berkata seolah-olah tau semua tentangku? Dan aku juga terkejut kenapa dia berubah menjadi begitu perhatian ?
setelah selesai beres-beres kami jalan-jalan ke taman.
“seung hyun-ssi aku terkejut kenapa tiba-tiba kau bersikap ramah padaku? Padahal kau selalu dingin padaku, dan kau sekarang juga mau membantuku, apa kau demam?”
“hei…hei… apa orang tidak boleh berubah? Itu sebenarnya bukan diriku, aku bersikap seperti itu karena aku tidak ingin disakiti lagi… inilah diriku yang sebenarnya” kata seung hyun.
“tapi kenapa aku??”
“karena kau aneh..haha…” dia tertawa.
Aku manyun, kenapa dia selalu membuatku kesal? Huh!!
“kau tahu?? Aku lebih suka melihatmu seperti ini.”
Seung hyun berhenti tertawa
“jeongmal??”
“ ne… bisakah kau selalu seperti ini ?”
“akan ku coba…”
Seung hyun tersenyum dan jantungku berdebar-debar lagi.
***
“ seung hyun-ssi bolehkah aku tanya sesuatu?” tanyaku
“apa yang kau pandangi di luar jendela itu ?”
“aku memandangi orang yang lewat, kenapa mereka bisa terlihat sangat bahagia ? aku iri pada kebahagiaan mereka…”
Terlihat kesedihan di wajah seung hyun
“wae yo?” aku ikut memandangi orang yang lewat
“aku berasal dari keluarga yang broken home. Sejak kecil umma tidak pernah mempedulikanku. Aku benar-benar tidak pernah merasakan kasih sayang dari siapapun.”
Aku hanya diam melihat seung hyun yang sedang memandang ke luar jendela .
***
“hyae, akhir-akhir ini kau terlihat akrab dengan namja itu? Ada apa dengan kalian? Apakah kalian pacaran?” goda hyeo rin.
“anio… aku hanya berteman dengannya.” Jawabku.
“aku tidak percaya”
“terserah” kataku.
Aku melihat keluar dan terlihat seung hyun melambai-lambaikan tangannya padaku. Aku mengangguk.
“rin, aku pergi dulu ya? Bye…” aku bergegas pergi ke luar dan menemui seung hyun.
“kita mau kemana?”kataku setelah berdiri di hadapannya.
“kita akan pergi ke taman bermain.” Seung hyun menarik tanganku.
***
“wah… hari ini menyenangkan sekali… tapi aku capek”
“mau kubelikan es krim?” tanya seung hyun.
“ya…”
“tunggu disini” lalu seung hyun pergi.
Aku semakin akrab dengannya, sudah sebulan sejak dia mengajakku ke taman, kami semakin akrab. Dan aku semakin menyukainya.
Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang dingin di pipiku.
“ya!! Jangan melamun” seung hyun memberikan sebuah es krim padaku. Aku menerimanya. Lalu dia duduk di sampingku.
“gomawo, sudah menemaniku. Ini akan menjadi pengalaman yang menyenangkan untuk pertama dan terakhir kalinya dalam hidupku.”
“apa maksudmu?”tanyaku.
Seung hyun tidak menjawab, ia hanya tersenyum dan mengelus kepalaku. Kurasakan mukaku memanas.
***
Sudah 3 hari aku tidak bertemu dengan seung hyun. Dia pergi kemana ya? Terakhir kali aku lihat dia sedang makan siang, karena aku sangat sibuk tidak sempat menemuinya. Selesai makan siang dia langsung pergi. Itu sehari setelah kami pergi ke taman bermain. Aku berusaha menghubungi ponselnya tapi selalu sibuk. Aku resah memikirkannya. Dia menghilang.
“hyae.. akhir-akhir ini kau kelihatan sedih. Apa karena dia tidak pernah datang lagi?” tanya hyeo rin.
Dia terlihat khawatir dengan keadaanku.
“aku mau pulang, aku tidak enak badan. Tolong bilang pada manajer hwa”
Lalu aku pergi , aku ingin sendiri. Tanpa sadar aku sudah berada di taman tempat aku pertama kali mengobrol dengan seung hyun.
Ku ambil ponselku dan menekan nomornya. Masuk.
“seung hyun-ssi kemana saja kau?? Kenapa tiba-tiba menghilang begitu? Aku khawatir” aku langsung ngomel-ngomel begitu telponnya diangkat.
“mian… ini siapa??” terdengar suara seorang yeoja di seberang.
“bukankah ini ponsel seung hyun-ssi?” tanyaku.
“benar… aku omma-nya”
“bisakah aku berbicara dengan nya?”
Suara di seberang tidak terdengar menjawabku.
“yoboseyo?”
“seung hyun… dia… sudah tidak ada lagi, dia sudah pergi 3 hari yang lalu” omma seung hyun terisak-isak, dia menangis
Aku masih belum mengerti.
“dia pergi kemana?” jantungku berdetak cepat.
“dia sudah pergi untuk selama lamanya”
Klik. Aku menutup telponnya.
Tiba-tiba aku merasa seluruh kehidupanku menguap, hilang. Aku tidak tahu apa yang aku rasakan sekarang ini. Sedihkah? Bingung, kaget, marah. Semuanya bercampur aduk. Dengan susah payah aku menahan air mataku. Aku tidak boleh menangis.
Saat ini aku butuh teman, aku kembali ke tempat kerja ku. Tapi disana kosong. Hyeo rin sudah pulang.
Aku seperti sendirian di dunia ini. Aku berjalan ke tempat biasanya ia duduk. Aku memandang ke luar jendela. Aku ingin merasakan menjadi dirinya.
Beginikah rasanya kesepian? Sedih? Seperti kita hanya hidup sendiri, tidak ada sipapapun…sepi…
Begitu sakit rasanya…
Air mataku menetes, aku tidak bisa menahannya lagi
Kenapa dia begitu cepat pergi? Padahal aku belum menyatakan cintaku padanya. Aku benar-benar suka dia, belum pernah aku menyukai seseorang seperti ini, tapi dia telah pergi.
Tiba-tiba aku melihat sebuah amplop tebal di bawah alas meja. Apa ini? Kesedihanku berganti menjadi penasaran pada amplop itu. Kuambil amplop itu, tidaka ada nama pengirimnya. Di dalamnya ada surat, kubaca surat itu.
Annyeonghaseyo…
Hyae…
Aku tahu, aku sudah tidak ada lagi di dunia ini saat kau membaca suratku. Aku mau minta maaf karena sudah membuatmu marah. Kau pantas marah padaku karena tidak mengucapakn salam perpisahan padamu. Karean aku yakin aku tidak akan sanggup.
Terima kasih karena telah menerimaku apa adanya. Kukira tidak ada lagi orang di dunia ini yang peduli padaku. Tapi begitu aku melihatmu, aku tahu kau berbeda, kau dapat mengerti aku, aku tahu itu…
Apakah kamu tahu hyae?
Kenapa aku sering duduk di dekat jendela?
Karena dari sana aku dapat melihatmu dengan jelas dan aku berharap kau juga bisa melihatku.
Hari paling bahagia dalam hidupku adalah saat kita pergi ke taman bermain bersama. Hanya denganmu aku bisa tertawa, tersenyum , aku seperti hidup kembali.
Sekali lagi , maafkan aku hyae…
Jeongmal mianhae…
Aku hanya minta satu hal padamu, jangan menangis karena aku, arasseo?? Aku akan selalu mengingatmu…
Saranghae…
-seung hyun-
Kulipat kertas itu, air mataku semakin deras mengalir, tapi di dalam amplop masih ada sesuatu , tangan ku gemetar , aku mengambilnya. Itu foto
Fotoku saat dimarahi manajer hwa
Fotoku saat tertawa
Fotoku saat marah
Fotoku sedang cemberut
Fotoku bersandar didinding sedang melamun
Foto kami saat di taman bermain, dia tersenyum dan aku juga tersenyum
Foto selanjutnya masih di taman bermain, dia ketakutan dan aku tertawa, itu di rumah hantu. Awalnya dia menolak masuk kesana, tapi aku memaksa.
Foto saat dia tertawa lepas, dia sedang memegang kepalaku, aku menatapnya heran.
Aku rindu dengan senyumnya…
Foto terakhir saat aku duduk di taman, itu saat aku menunggunya membeli es krim.
Kapan dia memotretnya? Aku tidak pernah tahu.
Kubalik foto itu, dari semua foto hanya 1 yang ditulis, foto saat dia tertawa di tam bermain.
“ aku dan yang kuinginkan dalam hidupku”
Aku menangis terisak-isak, aku tidak bisa menepati janjiku untuk tidak menagis.
Mianhae seung hyun…
Biarkan aku menangis sekali ini saja, hanya untuk saat ini…
“oh, I cry cry, yo my all say goodbye bye
Oh my love don’t lie lie, yo my heart say goodbye...”
Haru haru – bigbang
-END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar